JAKARTA - Tas rajutan atau anyaman multifungsi Noken
kerajinan tangan rakyat Papua, masuk daftar Unesco Warisan Budaya tak
Benda, yang memerlukan perlindungan mendesak.
Itu ditetapkan lembaga PBB untuk Bidang Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (Unesco), Selasa (4/12/2012).
Wamendikbud Prof Wiendu Nuryanti bersama Titus Pekei, |
Ketua
Sidang Komite Antar-Pemerintah ke-7 untuk Perlindungan Warisan Budaya
tak Benda Unesco Arley Gill dari Grenada, mengetok palu menandai secara
resmi momen penetapan, yang disambut tepuk tangan dan sorak sorai 640
wakil dari 148 negara yang memadati Ruang XII di Markas Unesco.
Wakil
Menteri Bidang Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof
Wiendu Nuryanti, menyampaikan pidato singkat, menyambut inskripksi Noken
pada daftar Unesco yang bergengsi.
“Pengakuan Unesco ini akan
mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang
dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Papua dan Papua Barat," kata
guru besar UGM, yang kini memimpin jajaran Kebudayaan di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dalam rilis yang diterima Tribun, Selasa.
Inskripsi
Unesco, lanjutnya, bukan lah tujuan akhir, melainkan awal upaya untuk
bersama-sama menggali, melindungi, dan mengembangkan warisan budaya
Noken.
Titus Pekei, Ketua Lembaga Ekologi Papua dan pencetus
gagasan menominasi Noken ke Unesco, ikut mendampingi Wamendikbud
mewakili masyarakat Papua, yang telah memberi masukan dan mendukung
nominasi Noken ke Unesco.
Ahli hukum dan lingkungan hidup lulusan
UI, tampil bangga dan berwibawa di ruang siding markas Unesco, dengan
berbusana adat Papua, lengkap dengan menyandang 'Noken Anggrek', tanda
kebesaran bagi masyarakat Papua.
“Mama-mama Papua perajin Noken pasti bahagia hari ini,” ucap Titus.
Carmadi
Machbub, Duta Besar RI untuk Unesco menuturkan, inskripsi Noken
menambah satu lagi warisan budaya tak benda Indonesia yang telah
ditetapkan Unesco, menyusul wayang, keris, batik, diklat warisan budaya
batik untuk siswa sekolah, angklung, dan saman.
Prof Aman
Wirakarta Kusumah, anggota delegasi RI yang mengawal sebagian nominasi
hingga berhasil selama menjabat Kepala KWRI untuk Unesco, berharap
pengajuan nominasi warisan budaya Indonesia ke Unesco dapat terus
dilakukan, karena akan menambah prestasi bangsa dan negara, sekaligus
memperkuat perlindungan warisan budaya di dalam negeri untuk generasi
penerus. (*)
0 komentar:
Posting Komentar